RUMAH BACA INOVATIF KAMPUNG (RACANANG) SEBAGAI SARANA MENUMBUHKAN MINAT BACA SERTA MELESTARIKAN BUDAYA DAN LINGKUNGAN
Indonesia
merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan memiliki sekitar 17.000 pulau.
Besarnya potensi sumber daya manusia dan alam yang dimiliki tidak sebanding
dengan minat membaca yang rendah. Minat baca masyarakat di Indonesia menempati
urutan 60 dari 61 negara[1]. Kurangnya minat baca
mengakibatkan rendahnya wawasan dan kreatifitas masyarakat. Dengan rendahnya
wawasan dan kreatifitas yang dimiliki mengakibatkan kesulitan dalam kehidupan
sosial bermasyarakat. Selain itu menyebabkan kurangnya informasi yang diperoleh
sehingga mudah terpengaruh oleh doktrin atau paham negatif.
Rendahnya minat baca ini juga
diakibatkan kurangnya sarana dan prasarana membaca. Perpustakaan yang dimiliki
kabupaten atau kota hanya terdapat di pusat pemerintahan serta perpustakaan keliling hanya menjangkau
daerah pinggiran kota, tidak menjangkau daerah pedalaman atau pedesaan. Gerakan
Literasi Nasional yang digalakkan pemerintah seakan diam ditempat.
Dampak
lain dari rendahnya minat baca adalah budaya lokal semakin lama semakin
ditinggalkan masyarakat[2]. Masyarakat yang malas
membaca menjadi tidak peduli terhadap budaya dan lingkungannya. Seiring
berjalan waktu, budaya lokal akan semakin pudar. Bahkan generasi muda cenderung
menyukai budaya luar negeri. Harus ditemukan solusi yang tepat untuk melestarikan
budaya dan lingkungan.
Berdasarkan uraian tersebut perlu
ditingkatkan minat baca masyarakat terutama di daerah pedesaan yang minim
informasi. Untuk itulah perlu adanya Rumah Baca Inovatif Kampung (Racanang)
yang terdapat di setiap kelurahan atau desa. Perlu adanya usaha yang inovatif
dan kreatif agar masyarakat mau datang dan membaca. Racanang ini dapat dikelola
oleh aparatur daerah melalui dana desa/kelurahan[3]. Serta dapat dikelola juga
dengan biaya swadaya masyarakat.
Rumah
Baca Inovatif Kampung (Racanang) memiliki bahan bacaan seperti buku, majalah
atau koran yang memadai mengenai bidang
pertanian, perkebunan dan ilmu hitung untuk memambah wawasan masyarakat
sekaligus upaya meningkatkan pendapatan yang berkaitan dengan profesi bidang
tersebut. Selain itu pemerintah daerah melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) dapat memberikan penyuluhan atau sosialisasi mengenai informasi terbaru
yang memang dibutuhkan masyarakat. Contohnya sosialisasi teknik menanam,
pengendalian hama, atau pencegahan penyakit yang sedang berkembang. Dengan
menggunakan Racanang, pengelola atau pemerintah setempat dapat membuat lomba
daur ulang plastik untuk mengembangkan kreatifitas masyarakat. Lomba daur ulang
plastik ini juga mengajarkan pada masyarakat bahwa tidak semua plastik habis
pakai langsung dibuang namun dapat dijadikan benda-banda yang bermanfaat untuk
keperluan sehari-hari. Selain lomba daur ulang plastik dapat juga tanaman obat
ditanam di sekitar Racanang untuk mengenalkan kepada masyarakat. Tanaman hias
atau bunga digantung di sudut ruangan agar terlihat menarik.
Bahan
bacaan juga tersedia mengenai Ilmu Pengetahuan Sosial dan budaya agar setiap
individu dapat memaksimalkan peranannya dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui
Racanang ini pemerintah daerah dan masyarakat setempat dapat mengembangkan
budaya lokal sebagai sarana untuk mempromosikan daerahnya. Dalam hal ini
masyarakat dapat menggunakan Racanang sebagai tempat berkumpul dan musyawarah.
Pemerintah daerah dapat memberikan penyuluhan dan sosialisasi mengenai ekonomi,
sosial maupun budaya melalui Racanang yang terdapat di setiap desa/kelurahan.
Racanang
dapat dihiasi dengan dekorasi sesuai dengan budaya lokal sebagai identitas
daerah tersebut untuk mempercantik tampilan sehingga masyarakat berminat
dating. Misalnya di Kabupaten Lampung Barat di setiap tiang dipasang motif celugam yaitu motif dengan paduan warna
hitam, orange, merah dan putih berbentuk segitiga yang ditemukan oleh pengrajin
asli dari Kabupaten Lampung Barat[4]. Identitas lain yang dapat
ditambahkan di dalam ruangan adalah dengan menggantung siger yaitu
lambang Provinsi Lampung. Untuk lebih menghidupkan suasana dapat mengadakan lomba yang mengangkat unsur
budaya lokal khusus anak-anak untuk menarik minat anak-anak datang ke Racanang.
Misalnya mengadakan lomba nyambai,
lagu daerah atau pidato bahasa lampung. Nyambai
adalah suatu acara pertemuan bujang dan gadis sebagai ajang silaturahmi
dengan menampilkannya dalam menari dan berbalas pantun sesuai budaya lokal
Pesisir Lampung yang telah dilaksanakan sejak tahun 1781[5].
Untuk menarik minat masyarakat terhadap
Racanang ini perlu adanya peranan teknologi. Daerah yang dapat dilalui jaringan
wifi dapat dipasang wifi untuk mencari bahan bacaan, artikel
maupun video yang dibutuhkan masyarakat. Hiburan bagi pengunjung dapat
dilakukan dengan memasang mini sound
system atau pengeras suara kecil untuk mendengarkan lagu anak, daerah,
nasional dan lagu lain yang membuat pengunjung betah menghabiskan waktu di
Racanang. Pemutar musik dapat berupa telepon genggam yang dipasang kabel data
atau dari alat pemutar musik yang dimiliki pengelola Racanang. Teknologi
sederhana juga dapat dipasang seperti alat peraga untuk memberikan informasi
singkat bagi pengunjung.
Pembangunan
dan dana operasional Rumah Baca Inovatif Kampung (Racanang) dapat menggunakan
dana desa, kelurahan maupun swadaya masyarakat setempat. Bangunannya dapat
berupa sistem sewa maupun hak milik. Tergantung besaran dana yang dimiliki.
Harus ada koordinasi dan kerjasama yang baik antara pemerintah maupun
masyarakat agar Racanang ini dapat berjalan dengan baik.
Jika
dikelola oleh pemerintah daerah, pegawai yang mengelola Racanang dapat berasal
dari Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) atau jika Non PNS dapat mengangkat tenaga
harian lepas. Begitu juga pengelola berasal dari swadaya masyarakat setempat,
dapat mengangkat warga sekitar atau siapapun yang berminat menjadi pengelola
Racanang.
Rumah Baca Inovatif
Kampung (Racanang) sangat disarankan dibangun di setiap desa atau kelurahan. Tampilan
menarik dan kegiatan yang kreatif menjadi daya tarik untuk masyarakat mau datang.
Dengan demikian upaya menumbuhkan minat baca sekaligus melestarikan budaya dan
lingkungan dapat diwujudkan. Racanang ini sekaligus menjawab kesulitan masyarakat
mencari tempat untuk membaca dengan berbagai bahan bacaan sekaligus menambah
wawasan dan pengetahuan khususnya masyarakat di pedesaan. Dengan demikian
kesenjangan pengetahuan antara di daerah dapat ditekan seminimal mungkin. Untuk
mewujudkan mayarakat yang adil, makmur dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
Y,
Wicaksana. 2018. Analisis Kemampuan Literasi Matematika dan Karakter Rasa Ingin
Tahu Siswa pada Pembelajaran Berbasis Proyek berbantuan Schoology. Jurnal Universitas Negeri Semarang, hlm 417 & 418
Anonim.
“Kerajinan Motif Celugam Khas dari Lampung Barat. https://kerajinanindonesia.id/kerajinan-motif-celugam-khas-dari-lampung-barat/ Diakses 4 Agustus
2018
Anonim.
“Komponen dalam anggaran desa”. http://www.keuangandesa.com/2017/08/komponen-dalam-anggaran-desa-2 . Diakses 4
Agustus 2018
Anonim. “Membuat footnote endnote ms word”. http://urbandigital.id/membuat-footnote-endnote-ms-word/.
Diakses 4 Agustus 2018
Anonim.
“Dampak bila tidak memiliki minat baca generasi muda”. https://bimba-aiueo.com/dampak-bila-tidak-memiliki-minat-baca-generasi-muda, diakses 4 Agustus
2018
Djola.
“Pengertian Tradisi Nyambai”. http:// http://belajarpendidikanpkn.blogspot.com/2017/07/pengertian-nyambai.html . Diakses 5
Agustus 2018
Pikiran
Rakyat Online.“Soal Minat Baca, Indonesia Peringkat 60 dari 61 Negara”. http://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/2017/03/17/soal-minat-baca-indonesia-peringkat-60-dari-61-negara-396477, diakses 4
Agustus 2018
Republika Online. “Minat baca di Indonesia
masih rendah”. http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/18/02/20/p4gflk284-minat-baca-di-indonesia-disebut-masih-rendah. Diakses 4 Agustus 2018
[1] Pikiran Rakyat Online.“Soal Minat Baca, Indonesia
Peringkat 60 dari 61 Negara”. http://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/2017/03/17/soal-minat-baca-indonesia-peringkat-60-dari-61-negara-396477, diakses 4 Agustus 2018
[2] Anonim. “Dampak bila tidak
memiliki minat baca generasi muda”. https://bimba-aiueo.com/dampak-bila-tidak-memiliki-minat-baca-generasi-muda,
diakses 4 Agustus 2018
[3]
Administrator. “Komponen dalam anggaran desa”. http://www.keuangandesa.com/2017/08/komponen-dalam-anggaran-desa-2
. Diakses 4 Agustus 2018
[4]
Anonim. “Kerajinan Motif Celugam Khas dari Lampung Barat. https://kerajinanindonesia.id/kerajinan-motif-celugam-khas-dari-lampung-barat/
Diakses 4 Agustus 2018
[5]
Djola. “Pengertian Tradisi Nyambai”. http:// http://belajarpendidikanpkn.blogspot.com/2017/07/pengertian-nyambai.html
. Diakses 5 Agustus 2018
Comments
Post a Comment