Buku
itu kosong, polos, bersih tanpa tulisan atau coretan pada awal pembuatannya.
Buku terdiri atas lembaran-lembaran kertas kosong yang dijilid dengan rapi.
Pemilik buku tersebut berhak untuk memanfaatkannya. Sang pemilik boleh mengisi lembaran kertas itu dengan tulisan,
gambar, sketsa atau coretan. Itu merupakan hak prerogatif si pemilik buku. Pada
akhirnya buku yang berkualitas baik akan dihargai dari pembaca. Bagi buku yang
tak berkualitas akan ditutup rapat atau dibuang karena tidak memiliki arti.
Sama seperti buku, manusia terlahir
dalam kondisi telanjang bulat, bersih, dan polos. Manusia merupakan makhluk
hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia dianugerahi akal dan nafsu.
Kenyataan inilah yang membuktikan bahwa Tuhan berlaku adil bagi semua manusia. Baik
miskin atau kaya, susah atau senang, tua atau muda, semua sama di mata Tuhan.
Dari hal ini terbersit di pikiran kita, apa yang kita banggakan atau sombongkan
di dunia ini. Manusia tidak pantas
sombong. Manusia itu kecil, tidak berdaya, tidak memiliki apapun. Sombong
bukanlah pakaian manusia. Sombong adalah pakaian Tuhan. Siapapun yang memakai
pakaian itu akan mendapat laknat dari sang pemiliknya yaitu Tuhan.
Manusia yang hidup di dunia ini
diberikan Tuhan waktu yang sama yaitu 24 jam per hari. Tuhan memberikan
kebebasan bagi manusia untuk mengisi lembaran waktunya sehari-hari. Ada manusia
yang berkerja penuh seharian yaitu pergi pagi hingga larut malam. Banyak juga
manusia yang membuang waktunya untuk bermalas-malasan atau hanya bersantai ria.
Ada juga manusia yang dapat membagi waktunya dengan baik dan seimbang antara
bekerja, beristirahat, bersosialisasi, menuntut ilmu dan lain-lain. Baik kaya
atau miskin, muda atau tua, senang atau susah semuanya sama diberikan waktu.
Inilah keadilan Tuhan bagi umatNya. Namun semua waktu yang telah diberikan
kepada manusia harus dipertanggungjawabkan di hari akhir atau di alam akhirat
kelak.
Manusia juga diberi kebebasan
berbuat apa saja di dunia ini. Baik itu bertindak baik, terpuji, mulia,
tercela, terlarang atau apapun itu. Namun untuk menjaga agar manusia selalu
berada dalam kasih sayang Tuhan, maka diberikanlah kitab suci sebagai pedoman
hidup. Bagi umat Islam diturunkan kitab suci Al Qur’an melalui Nabi Muhammad
SAW. Pemeluk Nasrani diberikan kitab suci Injil melalui Nabi Isa AS. Begitu
juga penganut agama terdahulu sebelum Islam diberikan Kitab Suci Zabur dan
Taurat. Konsekuensi bagi yang menjalankan aturan sesuai Kitab tersebut dengan
baik akan memperoleh kebahagiaan yang hakiki. Sebaliknya bagi yang tidak
melaksanakan aturan di dalam kitab suci maka akan mendapat laknat dan hukuman
dari Tuhan sesuai atas apa yang telah mereka perbuat di atas dunia ini.
Hari berganti hari manusia akan
membuat pilihannya sendiri untuk menentukan aktivitasnya. Apakah aktivitas yang
bermanfaat atau sia-sia, berguna atau menyusahkan. Sebagai contoh lainnya
adalah kemampuan mengelola materi atau harta benda yang dimiliki. Bagi yang
memiliki materi, apakah ia akan menggunakannya dengan bijak atau tidak. Dengan
materi atau harta yang dimiliki, manusia dapat membahagiakan diri sendiri
maupun orang lain. Tujuan utamanya ialah mencari kasih sayang Tuhan. Mengelola
harta dapat dilakukan dengan cara bersedekah, berinfak, zakat, beramal dan
menyumbang kemanusiaan. Sebaliknya bagi yang tidak mampu mengelola hartanya
mereka akan melakukan foya-foya, boros dan hura-hura dengan kehidupan
hedonisnya. Itu semua terserah si pemilik harta. Namun yang harus mereka ingat,
harta atau materi yang dimiliki ini akan dimintai pertanggungjawaban oleh Tuhan
di hari akhir atau alam akhirat.
Hakikatnya manusia adalah makhluk
sosial yang tidak mampu hidup sendirian. Artinya manusia akan berkeluarga
dengan cara pernikahan. Dalam sebuah pernikahan terbentuklah kerajaan keluarga
yang terdiri atas suami, istri dan anak-anak. Apakah seorang suami telah
menjalankan aturan Tuhan seperti beribadah sesuai agamanya, memberi nafkah
lahir dan batin kepada keluarganya, mencurahkan perhatian dan kasih sayang
kepada setiap anggota keluarga serta melindungi anggota keluarganya dari segala
kemungkinan buruk yang terjadi. Peran istri sangat penting. Apakah seorang
istri beribadah sesuai agamanya, patuh dan taat sang suami, membantu suami
dalam mengurus anak dan rumah tangga serta menjaga rahasia keluarga agar tak
menjadi buah bibir di kehudupan bermasyarakat. Peran anak juga apakah telah
beribadah kepada Tuhan sesuai agamanya, Patuh dan taat kepada kedua orang
tuanya, belajar dengan giat untuk masa depannya. Semua anggota keluarga
memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Pada akhirnya akan
dipertanggungjawabkan di hari akhir nanti di hadapan Tuhan.
Semua aktivitas yang telah dilakukan
hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun akan berhenti di
suatu masa yaitu datangnya ajal atau kematian. Setelah kematian manusia akan
dibangkitkan kembali oleh Tuhan untuk mempertanggungjawaban segala perbuatannya
di hadapan Tuhan. Bagi umat manusia yang mampu menulis buku hariannya dengan
rapi dan berkualitas baik untuk Tuhan, akan memberi bukunya dari tangan kanan
kepada Tuhan. Sebaliknya bagi umat manusia yang tidak mampu menulis buku
hariannya dengan rapi atau malah menulis buku hariannya dengan buruk, akan
memberi bukunya dari tangan kiri kepada Tuhan. Bagi umat manusia yang memberi
Tuhan buku dari tangan kanannya, akan memperoleh kasih sayang Tuhan berupa
Surga. Banyak kenikmatan tak terhingga di Surga yang bisa dinikmati manusia
selamanya. Namun bagi umat manusia yang memberikan buku hariannya dari tangan
kiri kepada Tuhan, akan mendapat balasan berupa masuk ke Neraka. Banyak siksaan
yang akan diperoleh manusia di Neraka selamanya. Semoga kita yang masih diberi
kesempatan bernafas ini dapat menulis buku yang berkualitas baik sesuai
tuntunan yang ada pada kita suci masing-masing pemeluk beragama. Agar kita semua
dapat memberikan buku kepada Tuhan lewat tangan kanan. Supaya kita mendapatkan
kasih sayang Tuhan baik di dunia dan akhirat yang tujuan akhirnya adalah
ditempatkan di Surga bersama orang yang kita cintai.
Comments
Post a Comment